
Film ini tayang 19 Desember 2013 diseluruh bioskop Indonesia. Film yang diangkat dari novel terkenal dengan judul yang sama “Tenggelamnja Kapal Van der Wijck” karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama Hamka. Sedikit review dari kami berikut ini.
1. Cerita yang memikat
Terlepas dari cerita yang sudah populer
lewat novelnya, gambaran di film ini sudah sangat mewakili. Kami yakin,
orang-orang yang menonton film ini merasakan hal sama, mungkin lebih
menarik novel ketimbang film.
Kisah roman dibalut adat istiadat dan
agama, film ini menjadi film diakhir tahun yang luar biasa mewakili
karakter bangsa Indonesia. Sama seperti film India, yang selalu
memerikan nuansa tari-tarian dan adat istiadatnya disetiap film.
Durasinya sangat panjang, 2 jam lebih.
Dari awal sampai akhir, film ini terus berjalan menanjak. Tak ada
flashback atau mundur kebelakang. Mungkin sedikit boring jika Anda
lengah sedikit saja.
2. Gambar yang memikat
Mungkin, Soraya Intercine Films selaku
Produksi mengetahui dengan betul seperti apa karakter film ini yang
begitu populer. Sehingga saat Anda menonton film ini di bioskop, mata
Anda akan sangat dimanjakan dengan berbagai keindahan termasuk
sinematografinya.
Ini bukan gambar FTV yang pasti. Semua
gambar meliputi karakter dan mewakili jati diri bangsa Indonesia.
Sungguh, melihat film ini seolah kami berada disana. Indah dan lembut
menyentuh. Alam, bangunan - bangunan meliput rumah adat, bangunan kuno,
mobil tua dan tentu karakter pemain yang ditampilkan dengan aduhai.
3. Film seperti ini yang ditunggu
Selain nama besar penulisnya sendiri dan
cerita yang memikat, akhirnya kami dengan bangga memberitahu lewat
sanubari hati kami bahwa inilah film yang kami tunggu-tunggu.
Berkarakter , Indonesia banget, masih orisinilitas.
Kami tidak tahu apakah film ini sangat
mahal jika melihat gambar yang powerfull disini. Semua sudut pandang
ditampilkan untuk memanjakan mata.


4. Karakter Pemain yang Membangkitkan aura film
Nama-nama seperti Herjunot Ali, Pevita
Pearce, dan Reza Rahadian adalah jaminan untuk alasan Anda menonton film
ini. Mereka benar-benar mewakili karakter yang luar biasa.
Apalagi karakter Reza sebagai aktor
terbaik tahun ini versi FFI 2013 berbeda dari biasanya. Di film ini, ia
mengambil peran sebagai pria berkarakter jahat (biasanya baik). Sebuah
tantangan yang disambut riuh penonton saat kami menonton film ini.
Lalu, hadirnya Randy Nidji tak boleh
dikesampingkan di film ini. Meski seorang musisi, bukan aktor, ia mampu
mengimbangi 3 karakter utama. Cukup menarik melihat perannya dan selalu
dapat mencairkan suasana penonton. Tak jarang, kami dibuat tersenyum dan
menghilangkan rasa tegang saat menonton film ini.

5. Melalui film ini, Kita dikenalkan kembali dengan sejarah dan realita
Film ini benar-benar mendapat applaus
dari kami. Selain dapa menikmatinya, film ini seolah memberitahu kepada
masyarakat modern siapa Buya Hamka, penulis cerita asli film ini.
Bagaimana budaya yang dulunya populer
“kawin paksa” diwakili cerita Siti Nurbaya kembali diingatkan tentang
budaya itu lewat film ini. Sungguh ceritanya masih ada yang seperti ini
meski dijaman modern. Yah, realita begitulah kami diingatkan untuk masuk
lebih jauh dan melihat banyak sejarah dimasa lalu.
Mungkin remaja sekarang harus menonton
film ini bahwa ceritanya membuat mata lebih terbuka dan menambah
motivasi dan inspirasi disana.

6. Full Entertaint dan karakter budaya
Jika film India memiliki karakter dari
segi entertaint yakni tari-tarian dan musik, film ini kurang lebih sama.
Menampilkan sisi budaya adalah memberi edukasi bagi penonton untuk
melihat bangsanya sendiri yang ada banyak pulau lainnya.
Film ini mengangkat budaya Indonesia
khususnya Sumatra dimasa masih mesranya bangsa ini dengan Belanda.
Menariknya, pacuan kuda dihadirkan dengan settingan yang menarik.
Kesenian Opera yang meski dihadirkan
dengan sedikit porsi sudah cukup membawa warna. Belum lagi, perayaan
setelahnya yang ditampilkan dengan musik juga.
Oh iya, berterimakasih juga lagu
pengiringnya dari Nidji yang mewakili karakter musik drama film ini.
Penulisan bahasa Belanda pun masih sangat melekat jika Anda perhatikan
dengan betul.
7. Pesan yang ingin disampaikan
Terlepas dari Anda yang sudah membaca
novel ini berkali-kali, tidak elok jika tidak melihat penonton dimasa
sekarang bahwa film ini banyak memberi pesan positif bagi penontonnya.
Jangan pernah mengalah karena derita
cinta. Zainuddin (Junot) membuktikannya dimasa lalu bahwa
semenderitanya, ia mampu bangkit dan bangkit lagi.
Terus berkarya dan melihat masa depan
dengan bijak. Jika tidak kuat, carilah sahabat terbaik yang mampu
menemani hingga akhir hayat. Ketika semua itu terbalut dalam sebuah
cerita, Anda akan mengerti bahwa ini realita.

8. Ini bukan Film Titanic
Terakhir, sebelum Anda memutuskan film
ini sama dengan film Titanic (karena kapal tenggelam), gambaran Anda
sangat salah. Porsi cerita lewat settingan kapal ini bukanlah yang
utama. Ini hanya pemanis belaka. Film ini luar biasa dan lebih menarik
dari kisah biasa.
Itulah Review FilmTenggelamnya Kapal Van Der Wijck dari kami**
Sumber : http://kofindo.blogdetik.com/2013/12/20/8-alasan-menarik-film-tenggelamnya-kapal-van-der-wijck/
Sumber : http://kofindo.blogdetik.com/2013/12/20/8-alasan-menarik-film-tenggelamnya-kapal-van-der-wijck/
0 komentar:
Posting Komentar